Salam Redaksi
Selamat datang para pembaca. Selain kami membuat Mading(Majalah Dinding)disekolah, disini kami juga berbagi artikel-artikel yang bermanfaat dalam lingkup pengetahuan maupun hiburan.
Kamis, 15 Maret 2012
Selasa, 13 Maret 2012
Apa itu Mading ?
Majalah dinding yang sering kita sebut dengan
istilah mading adalah majalah yang dikelola secara sederhana oleh suatu
lembaga. Biasanya oleh sekolah-sekolah dari tingkatan sekolah dasar hingga
sekolah lanjutan atas. Namun demikian tidak menutup kemungkinan, mading pun
bisa dibuat dan dipajang pula oleh kantor-kantor pemerintahan, seperti kantor
balai desa, kantor kecamatan, kantor bupati, dan lain sebagainya. Majalah
dinding juga bisa kita pajang di tempat-tempat umum, seperti di terminal,
stasiun kereta, halte, dan tempat umum yang lain.
Ditilik dari formatnya yang apa adanya, maka
majalah dinding bisa dikatakan sebagai majalah yang amat sederhana.
Kesederhanaan ini antara lain meliputi; penampilannya, bentuknya,
pengelolaannya, hingga pada keterbatasan kolom atau ruang yang disediakan.
Sebagai guru, tentunya kita tak asing lagi dengan majalah dinding. Terlebih
guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Melalui majalah ini kita bisa mengenalkan
dan melatih anak didik untuk mencoba berkarya. Utamanya yang ada kaitannya
dengan tulis-menulis. Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal yang perlu
dikuasai untuk bisa menciptakan majalah dinding di sekolah kita.
Pertama, Karakteristik Mading
Majalah dinding, baik itu yang dikelola oleh sekolah maupun lembaga lain rata-rata memiliki karakter yang amat sederhana. Dikatakan sederhana, karena bentuk penampilannya lembaran, tidak berbentuk buku/majalah sebagaimana yang biasa kita kenal. Mading memiliki karakter mudah dibaca sambil berdiri. Untuk membaca majalah ini juga tidak dibutuhkan waktu terlalu lama. Mading bisa dibaca sepintas. Bisa dibaca dengan jarak lebih 30 cm dari mata kita. Mading merupakan majalah berbentuk hiasan – tulisan dan gambar- yang dipajang di dinding, yang tidak memiliki banyak kolom atau ruangan.
Kedua, Kolom atau Ruang pada Mading
Dengan kesederhanaannya, agar tetap menarik perhatian pembaca, mading dihadirkan dengan bentuk kolom-kolom tertentu. Misal; perwajahan mading (cover), ditampilkan dengan nama yang cukup memikat. Nama ditulis dengan bentuk huruf yang mudah dibaca. Usahakan cover majalah ditulis pada warna dasar yang menarik, sehingga baru saja melirik nama madingnya saja, pembaca sudah merasa terpikat untuk terus menikmati tulisan-tulisan yang disuguhkan sampai selesai.
Majalah dinding, baik itu yang dikelola oleh sekolah maupun lembaga lain rata-rata memiliki karakter yang amat sederhana. Dikatakan sederhana, karena bentuk penampilannya lembaran, tidak berbentuk buku/majalah sebagaimana yang biasa kita kenal. Mading memiliki karakter mudah dibaca sambil berdiri. Untuk membaca majalah ini juga tidak dibutuhkan waktu terlalu lama. Mading bisa dibaca sepintas. Bisa dibaca dengan jarak lebih 30 cm dari mata kita. Mading merupakan majalah berbentuk hiasan – tulisan dan gambar- yang dipajang di dinding, yang tidak memiliki banyak kolom atau ruangan.
Kedua, Kolom atau Ruang pada Mading
Dengan kesederhanaannya, agar tetap menarik perhatian pembaca, mading dihadirkan dengan bentuk kolom-kolom tertentu. Misal; perwajahan mading (cover), ditampilkan dengan nama yang cukup memikat. Nama ditulis dengan bentuk huruf yang mudah dibaca. Usahakan cover majalah ditulis pada warna dasar yang menarik, sehingga baru saja melirik nama madingnya saja, pembaca sudah merasa terpikat untuk terus menikmati tulisan-tulisan yang disuguhkan sampai selesai.
Selain cover, wajah mading ini perlu
dipetak-petak lagi menjadi beberapa kolom. Antara lain; kolom pengelola, kolom
pengantar redaksi, kolom daftar isi, kolom artikel, kolom berita, kolom puisi,
kolom cerita, kolom karikatur, kolom lukisan, dan kolom-kolom yang lain.
Ketiga, Sumber Tulisan
Agar kehadirannya bisa memikat pembaca, terutama anak-anak yang cinta membaca, majalah dinding harus diisi dengan tulisan-tulisan segar. Tulisan hangat yang tengah menjadi perbincangan banyak orang. Jangan menghadirkan berita atau tulisan yang sudah biasa didengar banyak pembaca! Ini jika mading kita ingin dikatakan greeess! Untuk bisa mengisi semua ruang yang ada di mading, hendaknya kolom demi kolom harus diisi dengan tulisan-tulisan tertentu. Pengatar redaksi, diisi oleh pengelola majalah, biasanya guru pembimbing. Kolom berita, bisa diisi oleh guru atau anak-anak (wartawan sekolah) dengan liputan berita kegiatan di sekolahnya. Kolom cerpen, diisi oleh anak-anak yang suka pada tulisan tersebut. Demikian pula dengan kolom puisi dan kolom-kolom yang lain. Mengingat majalah dinding sebagai media latihan menulis bagi anak-anak, maka usahakan semua tulisan bersumber dari hasil karya tulis anak sendiri. Bukan jiplakan atau guntingan dari majalah atau koran sungguhan.
Agar kehadirannya bisa memikat pembaca, terutama anak-anak yang cinta membaca, majalah dinding harus diisi dengan tulisan-tulisan segar. Tulisan hangat yang tengah menjadi perbincangan banyak orang. Jangan menghadirkan berita atau tulisan yang sudah biasa didengar banyak pembaca! Ini jika mading kita ingin dikatakan greeess! Untuk bisa mengisi semua ruang yang ada di mading, hendaknya kolom demi kolom harus diisi dengan tulisan-tulisan tertentu. Pengatar redaksi, diisi oleh pengelola majalah, biasanya guru pembimbing. Kolom berita, bisa diisi oleh guru atau anak-anak (wartawan sekolah) dengan liputan berita kegiatan di sekolahnya. Kolom cerpen, diisi oleh anak-anak yang suka pada tulisan tersebut. Demikian pula dengan kolom puisi dan kolom-kolom yang lain. Mengingat majalah dinding sebagai media latihan menulis bagi anak-anak, maka usahakan semua tulisan bersumber dari hasil karya tulis anak sendiri. Bukan jiplakan atau guntingan dari majalah atau koran sungguhan.
Keempat, Kepala Berita
Setelah semua kolom yang tersedia di majalah dinding terisi tulisan, sebagai guru pembimbing kita haruslah bisa segera menentukan judul berita (head line) yang menarik. Kita tentukan judul tulisan yang mudah dipahami oleh anak-anak. Judul berita sebisa mungkin merupakan rangkuman dari tulisan yang ada pada majalah dinding yang kali itu ditampilkan. Dengan demikian, setiap kali mading tampil, judul berita pun berbeda-beda.
Setelah semua kolom yang tersedia di majalah dinding terisi tulisan, sebagai guru pembimbing kita haruslah bisa segera menentukan judul berita (head line) yang menarik. Kita tentukan judul tulisan yang mudah dipahami oleh anak-anak. Judul berita sebisa mungkin merupakan rangkuman dari tulisan yang ada pada majalah dinding yang kali itu ditampilkan. Dengan demikian, setiap kali mading tampil, judul berita pun berbeda-beda.
Kelima, Perwajahan
Perwajahan disebut juga tataletak atau lay out. Agar penampilan mading yang kita suguhkan kepada pembaca selalu tampak menarik, tentu saja perlu kita poles dengan wajah yang cantik. Kita tata kolom demi kolom sedemikian rupa, agar menghasilkan tataletak yang cukup memikat. Dengan wajah dan tatanan yang cantik ini diharapkan anak-anak tidak cepat merasa bosan untuk terus membacanya. Sehingga kehadiran majalah dinding kita tak sia-sia. Majalah dinding kita mendapat tanggapan baik dari pembaca (anak-anak), syukur dari sesama guru.
Perwajahan disebut juga tataletak atau lay out. Agar penampilan mading yang kita suguhkan kepada pembaca selalu tampak menarik, tentu saja perlu kita poles dengan wajah yang cantik. Kita tata kolom demi kolom sedemikian rupa, agar menghasilkan tataletak yang cukup memikat. Dengan wajah dan tatanan yang cantik ini diharapkan anak-anak tidak cepat merasa bosan untuk terus membacanya. Sehingga kehadiran majalah dinding kita tak sia-sia. Majalah dinding kita mendapat tanggapan baik dari pembaca (anak-anak), syukur dari sesama guru.
Demikian
sekilas tulisan tentang bagaimana cara membuat majalah dinding. Mudah-mudahan
bisa bermanfaat bagi rekan-rekan guru, khususnya pengasuh majalah dinding di
sekolah-sekolah.
Jangan remehkan Lay Out MADING
Disinilah keunikan MADING yang tidak
dimiliki oleh media lain. Ada dua kali penataan layout MADING : pertama, perancangan
ketika pengetikan (untuk yang dikerjakan dengan komputer) atau penulisan (untuk
yang ditulis dengan tangan) dan kedua, perancangan susunan di MADING.
Ada 5 (lima) urutan kerja yang penting untuk diikuti :
a. Buat sketsa penempelan
tulisan-tulisan di mading sebagai acuan utama perancangan dan penempelan
Ada beberapa hal pula yang perlu diperhatikan ketika
membuat sketsa ini :
Ø Ukuran MADING
Ø Ukuran kertas
Ø Jumlah Artikel yang hendak
ditampilkan
Ø Gambar dan aksesoris lain
Ø Ruang kosong !!!!
|
b. Pengetikan, ukuran huruf, perpaduan antar lembaran
Catatan penting :
Walaupun dikerjakan terpisah, kalo
bisa ada kesepakatan yang dipimpin oleh seorang penata Lay Out tentang
bagaimana lembar-lembar itu seharusnya tampil.
SUMBANGAN dari KONTRIBUTOR sebaiknya
diminta dalam bentuk file, sehingga bisa diedit oleh team MADING.
Kertas A4 jangan langsung ditempel
begitu saja, apalagi kalau MADING-nya kecil. Space atas, bawah, kiri, kanan
dari tulisan ke pinggiran kertas jangan terlalu jauh.
Dan satu lagi catatan yang juga
harus diperhatikan : Panjang artikel di MADING sebaiknya tidak lebih dari 2
lembar kertas A4 (sekitar 1000 kata), karena dia akan dibaca sambil berdiri
(kalau terlalu panjang kan capek !!!!)
c. Pemilihan warna dan aksesoris
Banyak yang terjebak untuk membuat
MADING menjadi semarak dengan menambah warna-warna yang mencolok. Padahal
MADING yang baik adalah MADING yang tampilannya sederhana dengan daya tarik
pada aksesoris-aksesoris sederhana yang berkarakter kuat, misalnya : GARIS di
sudut, BUNGA-BUNGA di sudut, GARiS memanjang di bagian bawah, warna mencolok di
sisi kiri MADING (Ingat Teori OTAK KIRI dan OTAK KANAN)
d. Penempelan yang cermat
SERING penulis dapati, tampilan
MADING terganggu dengan bekas lem yang menggembung di sudut kertas. Atau
sudut-sudut yang tidak tertempel rapi karena pengeleman yang tidak merata.
Hati-hati !!! Kesan cermat pada
pengelolaan MADING berpengaruh besar pada keasyikan membaca.
e. Penempatan MADING
Yang tak kalah penting adalah
penempatan MADING, ketinggian, pencahayaan, ruang baca mampu memberikan
kenyamanan tersendiri dalam membaca MADING.
MADING yang terlalu tinggi membuat pembaca harus
mendongak hingga lelah, mengganggu keasyikan membaca MADING (INGAT PENELITIAN
membuktikan PENGLIHATAN BAWAH lebih LUAS DARIPADA PENGLIHATAN ATAS). Atau
cahaya matahari yang mengganggu juga harus diperhatikan.
|
4. Komersialisasi MADING
PASANG IKLAN di MADING ? Kenapa
tidak ?
Teori advertising mengajarkan sebuah
hal sederhana : Semakin tinggi rating pembaca, semakin efektif pula sebuah
media untuk tempat promosi.
MADING yang profesional bahkan bisa
hidup dari IKLAN. Pengelolaan IKLAN yang baik juga mencegah orang yang tidak
bertanggung jawab menempelkan pengumuman seenaknya di MADING.
5. Buka Cabang MADING
Kenapa tidak? Biar mading kita lebih bervariasi.
6. Buka Jalur Interaktif
MADING dengan pembaca
Perhatikan trend media saat ini.
MEDIA INDONESIA yang dulu cuma surat kabar, kini
melebarkan sayap dengan METRO TV. Group KOMPAS dengan Cyber KOMPAS. 99,9 FM
dengan majalah NinetyNiners, Tabloid MQ, MQ FM, MQTV. Dll.
So, MADING profesional juga harus
memperhatikan aspek pengembangan segmen pembaca. BANGUN SITUS MADING,
(Sepengetahuan penulis belum ada satupun di Indonesia), BUKA EMAIL MADING, , cantumkan nomor hotline
mading, buka kotakpos mading.
7. Buat Acara Jumpa Pembaca MADING dan
pelatihan-pelatihan pengelolaan MADING
MADING yang baik adalah MADING yang
dikelola dengan profesionalisme penuh. Hal yang paling susah dari marketing
adalah maintenance.
Ketika anda sudah mempunyai pembaca
setia, layani mereka dengan sepenuh hati, berikan insentif lebih karena membaca
MADING anda. Kajian khusus bersama pembaca, polling pembaca adalah
program-program pelengkap yang bisa membuat MADING anda semakin dikenal.
Jika MADING kita kelola dengan
profesional, bukan tidak mungkin suatu saat kita bisa mengiklankan MADING kita
di media lain.
#Semoga bermanfaat -
Langganan:
Postingan (Atom)